Jenis dan komposisi tubuh
dan pergerakan keseimbangan cairan
Lebih
kurang 60% berat badan orang dewasa pada umumnya terdiri dari cairan (air dan
elektrolit). Faktor yang mempengaruhi jumlah cairan tubuh adalah umur, jenis
kelamin, dan kandungan lemak dalam tubuh.
Secara umum orang yang
lebih muda mempunyai persentase cairan tubuh yang lebih tinggi dibanding dengan
orang yang lebih tua, dan pria secara proporsional mempunyai lebih banyak
cairan tubuh dibanding dengan wanita. Orang yang lebih gemuk mempunyai jumlah
cairan yang lebih sedikit dibandingkan dengan orang yang lebih kurus, karena sel
lemak mengandung sedikit air.
Cairan tubuh terdiri dari
dua kompartemen cairan, yaitu: ruang intra seluler (cairan dalam sel) dan ruang
ekstra seluler (cairan luar sel). Kurang lebih 2/3 cairan tubuh berada dalam
kompartemen cairan intra sel, dan kebanyakan terdapat pada massa otot skeletal.
Kompartemen cairan ekstra
sel lebih jelas dibagi menjadi ruang:
·
Intra vascular (cairan dalam pembuluh darah),
mengandung plasma. 8 pada orang dewasa. Contohnya limfe.±
·
Ruang interstitial, mengandung cairan yang
mengelilingi sel dan jenisnya
·
Ruang muskuler, merupakan bagian terkecil
dari cairan ekstra seluler dan mengandung kurang lebih 1 liter cairan
setiap waktu.
Pergerakan Cairan
/Keseimbangan Cairan
Cairan
tubuh normalnya berpindah antara kedua kompartemen atau ruang utama dalam upaya
untuk mempertahankan keseimbangan nilai cairan. Hilangnya cairan intra seluler
(CES) ke dalam ruang yang tidak mempengaruhi keseimbangan antara cairan intra
seluler dengan ekstra seluler, (CIS) dan (CES) disebut sebagai perpindahan
cairan ruang ketiga. Efek dari perpindahan cairan ruang ketiga yaitu ditandai
dengan pening, peningkatan frekuensi jantung, penurunan tekanan darah,
penurunan tekanan intra sentral (TIS), edema, peningkatan berat badan, dan
ketidakseimbangan dalam masukan dan haluaran cairan.
Pergerakan
cairan yang normal melalui dinding kapiler ke dalam jaringan tergantung pada
kenaikan tekanan hidrostatik (tekanan yang dihasilkan oleh cairan pada dinding
pembuluh darah) pada kedua ujung pembuluh arteri dan vena.
Tekanan osmotik yang dihasilkan oleh cairan
plasma
Arah perpindahan cairan
tergantung pada perbedaan dari kedua arah yang berlawanan ini (tekanan
hidrostatik dari osmotik).
Selain elektrolit CES juga
mengangkut substansi lain, seperti enzim dan hormon. CES juga membawa komponen
darah seperti sel merah dan sel darah putih, ke seluruh tubuh.
Osmosis dan osmolaritas
Perpindahan air terjadi
melalui membran dari daerah dengan konsentrasi zat terlarut yang rendah ke
daerah dengan konsentrasi zat terlarut tinggi sampai dengan kedua konsentrasi
tersebut sama.
- Difusi
Merupakan kecenderungan
alami dari suatu substansi untuk bergerak dari suatu area dengan konsentrasi
yang lebih tinggi ke daerah konsentrasi yang rendah. Difusi terjadi melalui
perpindahan tidak teratur dari ion dan molekul.
-
Filtrasi
Tekanan hidrostatik dalam
kapiler cenderung untuk menyaring cairan yang keluar dari kompartemen vascular
ke dalam cairan intra seluler.
-
Pompa natrium-kalium
Konsentrasi natrium lebih
besar dalam CES di banding di CIS oleh karena itu ada kecenderungan natrium
untuk memasuki sel dengan cara difusi. Hal ini diimbangi juga oleh pompa
natrium-kalium yang terdapat pada membran sel dan sel aktif memindahkan natrium
dari sel ke dalam CES. Sebaliknya konsentrasi kalium intraseluler yang terjadi
dipertahankan dengan memompakan kalium ke dalam sel.
Rute pemasukan dan
kehilangan
Air dan elektrolit
diperoleh dengan berbagai cara. Dalam keadaan sehat, seorang memperoleh cairan
dengan cara minum dan makan. Tapi dalam berbagai jenis penyakit cairan mungkin
diberikan melalui jalur parenteral, atau melalui selang nutrisi enteral dalam
lambung atau intestin. Jika keseimbangan cairan bersifat kritis, semua cara
pemenuhan dan semua cara kehilangan harus dicatat dan volumenya dibandingkan.
Organ-organ tampak kehilangan cairan termasuk ginjal, kulit, paru-paru dan
gastrointestinal.
Pengaturan Keseimbangan
Cairan
Organ yang berperan dalam
pengaturan keseimbangan cairan meliputi:
• Ginjal
Fungsi-fungsi utama ginjal
dalam mempertahankan keseimbangan cairan:
- Pengaturan
volume dan osmolalitas CES melalui retensi dan eksresi selektif cairan tubuh.
- Pengaturan
kadar elektrolit dalam CES dengan retensi selektif substansi yang dibutuhkan .
- Pengaturan
pH CES melalui retensi ion-ion hidrogen.
- Ekskresi
sampah metabolik dan substansi toksik.
Oleh karena itu gagal ginjal jelas mempengaruhi keseimbangan cairan, karena ginjal tidak dapat berfungsi.
Oleh karena itu gagal ginjal jelas mempengaruhi keseimbangan cairan, karena ginjal tidak dapat berfungsi.
•
Jantung dan pembuluh darah
Kerja
pompa jantung mensirkulasi darah melalui ginjal di bawah tekanan yang sesuai
untuk menghasilkan urine. Kegagalan pompa jantung ini mengganggu perfusi ginjal
dan karena itu mengganggu pengaturan air dan elektrolit.
• Paru-paru
Melalui
ekhalasi paru-paru mengeluarkan air sebanyak +300L setiap hari pada orang
dewasa. Pada kondisi yang abnormal seperti hiperpnea atau batuk yang
terus-menerus akan memperbanyak kehilangan air; ventilasi mekanik dengan air
yang berlebihan menurunkan kehilangan air ini.
• Kelenjar
pituitari
Hipotalamus
menghasilkan suatu substansi yaitu ADH yang disebut juga hormon penyimpan air,
karena fungsinya mempertahankan tekanan osmotik sel dengan mengendalikan
retensi atau ekskresi air oleh ginjal dan dengan mengatur volume darah.
• Kelenjar
adrenal
Aldosteron
yang dihasilkan/disekresi oleh korteks adrenal (zona glomerolus). Peningkatan
aldosteron ini mengakibatkan retensi natrium sehingga air juga ditahan,
kehilangan kalor. Sedangkan apabila aldosteron kurang maka air akan banyak
keluar karena natrium hilang. Kortisol juga menyebabkan retensi natrium.
• Kelenjar
paratiroid
Mengatur
keseimbangan kalsium dan fosfat melalui hormon paratiroid (PTH). Sehingga dengan
PTH dapat mereabsorbsi tulang, absorbsi kalsium dari usus dan reabsorbsi
kalsium dari ginjal.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan
1.
Usia
Dengan
bertambahnya usia, semua organ yang mengatur keseimbangan akan menurun
fungsinya, hasilnya fungsi untuk mengatur keseimbangan juga menurun. Misalnya:
gagal ginjal, gagal jantung, dll.
2.
Temperatur Lingkungan
Lingkungan
yang panas bisa menyebabkan kita berkeringat banyak sehingga cairan banyak
keluar
3.
Diet
Diet
tinggi natrium akan berfungsi meretensi urine, demikian juga sebaliknya.
4.
Obat-Obatan
Seperti steroid, diuretik.
5.
Stress
Mempengaruhi
metabolisme sel, meningkatkan gula darah, meningkatkan osmotik dan ADH akan
meningkatkan sehingga urine menurun
6.
Sakit
Seperti
bahan bakar, dalam keadaan sakit jelas mengeluarkan air yang banyak, seperti
gagal ginjal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar