A.
Pendahuluan
Berpikir
merupakan ciri utama bagi manusia, untuk membedakan antara manusia dengan
mahluk lain. Berpikir disebut juga sebagai proses bejayanya akal, manusia dapat
berpikir karena manusia berakal. Dengan demikian akal merupakan intinya. Akal
merupakan salah satu unsure kejiwaan manusia untuk mencapai kebenaran disamping
rasa untuk mencapai keindahan dan kehendak untuk mencapai kebaikan.
Sarana
ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam
berbagai langkah yang harus ditentukan. Sarana berpikir ilmiah mutlak perlu
dipelajari dan dikuasai bagi seorang ilmuwan, karena sarana berpikir ilmiah
mepupakan alat dari cabang-cabang pengetahuan untuk pengembangan materi pengetahuannya
berdasarkan metode-metode ilmiah. Sarana berpikir ilmiah pada dasarnya ada
tiga, yakni : (1) bahasa ilmiah, (2) logika dan matematika, serta (3) logika
dan statistika.
B.
Bahasa
Ilmiah
Bahasa pada
dasarnya terdiri dari kata-kata atau istilah-istilah dan sintaksis. Untuk
menelaah bahasa ilmiah perlu dijelaskan tentang penggolongan bahasa dan
bagaimana cara menjelaskan istilah-istilah dalam bahasa ilmiah.
1.
Penggolongan
Bahasa
Bahasa merupakan
alat yang tepat untuk menyatakan pikiran atau perasaan, oleh karena itu,bahasa
merupakan alat terpokok dalam hubugan antar manusia.
Dalam penelaahan
bahasapada umumnya dibedakan antara bahasa alami bahasa buatan.
Bahasa
Alami. Bahasa ialah
bahasa sehari-hari yang dipergunakan untuk menyatakan sesuatu, yang
tumbuh atas dasar pengaruh alam sekelilingnya. Bahasa alami ada dua macam,
yakni :bahasa isyarat dan bahasa biasa.
Bahasa
buatan. Bahasa ialah bahasa yan disusun sedemikian rupa
berdasarkan pertimbangan-pertimbanga akal pikiran untuk maksud tertentu. Bahasa
buatan dibedakan atas dua macam, yakni : bahasa istilah dan bahasa artifisial.
Perbedaan bahasa alami dan bahasa
buatan selengkapnya sebagai berikut:
Bahasa
Alami
|
Bahasa
Buatan
|
Antara
kata dan makna merupakan satu kesatuan utuh, atas dasar kebiasaan
sehari-hari, karena bahasanya:
· Secara
spontan
· Bersifat
kebiasaan
· Intuitif
(bisikan hati)
· Pernyataan
lansung.
|
Antara
istilah dan konsep merupakan satu kesatuan bersifat relatif, atas dasar
pemikiran akal, karena bahasanya:
· Berdasarkan
pemikiran
· Sekehendak
hati
· Diskursif
(logik, luas arti)
· Pernyataan
tidak lansung.
|
2.
Penjelasan
atau Definisi
Definisi berasal dari kata
latin “definire” yang berarti menandai batas-batas pada sesuatu, menetukan
batas, member ketentuan atau batasan arti, jadi “definisi” dapat diartikan
sebagai penjelasan apa yang dimaksud dengan sesuatu istilah, atau dengan kata lain
definisi ialah sebuah pernyataan yang memuat penjelasan tentang arti suatu
istilah.
Pernyataan yang memuat
penjelasan arti atau definisi harus terdiri atas dua bagain, dan dua bagian ini
harus ada, jika tidak bukanlah suatu definisi, yaitu:
Bagian pangkal disebut dengan istilah
“definiendum” yang berisi istilah yang harus diberi penjelasan, dan bagian
pembatas disebut dengan “definiens” yang berisi uraian mengenai arti dari
bagian pangkal.
Macam-macam definisi
1) Definisi
normalis, ialah menjelaskan sebuah istilah dengan kata lain yang lebih
dimengerti. Ada tiga definisi yang sering digunakan.
·
Definisi sinonim
·
Definisi simbolik
·
Definisi etimologis
2) Definisi
realis, ialah penjelasan tentang hal yang ditandai oleh sesuatu istilah.
·
Definisi esensial
·
Definisi deskriptif
3) Definisi
prakris, ialah penjelasan tentang sesuatu hal ditinjau dari segi kegunaan dan
tujuannya yang sederhana.
·
Definisi operasional
·
Definisi fungsional
Definisi dan ilmu
Definisi adalah sangat penting dalam ilmu,
sesuai dengan hakikat ilmu itu sendiri, ilmu adalah bentuk pengetahuan yang
telah ditentukan batas-batasnya, sehingga jelas batas antara ilmu satu dengan
ilmu lain. Ilmu membutuhkan formalisasi atau bahasa formal yang khas. Maksud
formalisasi adalah untuk menyederhanakan hingga semua lebih skematis, lebih
jelas meskipun menjadi lebih abstrak.
C.
Logika
dan Matematika
Logika dan matematika merupakan dua pengetahuan
yang selalu berhubungan erat, yang keduanya sebagai sarana berfikir deduktif.
Pola berfikir deduktif banyak digunakan baik dalam bidang ilmiah maupun yang
lain, misal:
Jika diketahui A termasuk dalam lingkungan B,
sedang B tiada hubungan dengan C, maka A tiada hubungan dengan C.
1.
Hukum
Dasar Penalaran
Hukum-hukum penyimpulan yang
berbentuk silogisme ini ada dua kelompok: (1) hukum berbentuk silogisme
kategorik, (2) hukum berbentuk sikologisme majemuk.
Penyimpulan
kategorik
Hukum tersebut ada tujuh
prinsip, tiga diantaranya (1-3)
merupakan perluasan dari “prinsip persamaan” dan “prinsip perbedaan”,
empat diantanya (4-7) merupakan perluasan dari “prinsip distribusi alternatif”
dan “prinsip distribusi negatif”.
Contoh: jika semua X adalah Y, dan semua Y
bukan Q, maka kesimpulannya semua X bukan Q.
Penyimpulan
majemuk
Hukum yang berbentuk
silogisme mejamuk ini akan dikemukakan bentuk logic penyimpulan dengan
menggunakan sumusan simbolik.
Contoh: jika permintaan menurun harga makin
turun, dan ternyata harga tidak turun, maka kesimpulan permintaan tidak menurun.
Penggunaan
praktis
Hukum diatas hanya sebagian
dari hukum logika, dan hukum sederhana akan dikembangkan lebuh lanjut dalam
matematika.
2.
Fungsi
Penalaran Deduktif
a) Struktur
Logik Hukum
Logika sebagai alat penganalisis dalam bidang ilmu dapat
dicontohkan misalnya ilmu hukum.
Contoh:
“barangsiapa nenyiarkan (x), mempertunjukkan (y) atau menempelkan
(z) dimuka umum, tulisan (p) atau lukisan (q) yang mengandung pernyataan
perasaan permusuhan (r), kebencian (s) atau penghinaan (t) terhadap
Pemerintahan Indonesia, dan dengan maksud supaya isinya diketahui oleh umum,
diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun enam bulan (f) atau
pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah (g)”.
Rumusan KUHP tersebut dapat dirumuskan secara simbolik sebagai
berikut:
((x Ú y Ú z) É (p Ú q) É (r Ú s Ú t)) Þ (f Ú g)
Rumusan tersebut berbentuk implikasi terdiri dari dua bagian,
bagian awal disebut anteseden dan bagian kedua disebut konsekuen.
Dibaca : jika (x atau y atau z) adalah (p atau q) bagian dari (r
atau s atau t), maka (f ataukah g).
b)
Logika
dan Teknologi
Persamaan antara logika proposisi dengan lintasan arus, dapat
ditentukan sebagai berikut:
Logika
|
Rumusan
|
Lintasan Arus
|
Disjungsi
Konjungsi
Nilai benar
Nilai salah
Negasi
|
(p Ú q)
(p Ú q)
1
0
-p
|
Sejajar
Seri
Terhubung/hidup
Terlepas/mati
Negasi
|
D.
Logika
dan Statistik
Logika deduktif
adalah sistem penalaran yang menelaah prinsip-prinsip penyimpulan yang sah
berdasarkan bentuknya serta kesimpulan yang dihasilkan sebagai kemestian
diturunkan dari pangkal pikirnya (premisme).
Logika induktif
adalah sistem penalaran yang membedakan prinsip-prinsip penyimpulan yang sah
dari sejumlah hal khusus sampai pada suatu kesimpulan umum yang bersifat
boleh-jadi.
1.
Pola Induksi
Ilmiah
Penalaran induktif dalam bidang ilmiah
yang bertitik tolak pada sejumlah hal khusus untuk sampai pada suatu rumusan
pada umum sebagai hukum ilmiah, maka secara berurutan sebagai proses penalaran
dapatlah disusun sebagai berikut:
1) Observasi
dan eksperimen.
2) Hipotesis
ilmiah
3) Verifikasi
dan pengukuhan
4) Teori
dan hukum ilmiah
2.
Penyimpulan
Kausal
Penyimpulan kausal telah dirumuskan
dalam bentuk suatu metode yang khusus untuk menarik kesimpulan dengan hubungan
sebab akibat. Metode penyimpulan kausal, pertama kali dikemukakan oleh seorang
filsuf Inggris, John Stuart Mill (1806-1873). Hingga metode tersebut disebut
metode Mill.
Metode
kausal ada lima macam, yaitu:
1) Metode
penyesuaian (method of agreement)
Yaitu jika dua
peristiwa atau lebih dari suatu gejala tertentu memiliki satu faktor yang sama,
maka faktor tersebut dapat dianggap sebagai sebab dari gejala itu. Contoh:
P1:
|
Di daerah A
pada umumnya orang tua kurang perhatian pada anak, dan masyarakatnya kurang
memperhatikan kegiatan anak muda kea rah positif, serta kurang sekali adanya
pendidikan moral agama, sehingga kenakalan remaja makin meningkat.
|
P2
|
Di daerah B
kurang sekali adanya pendidikan moral agama, dibentuk adanya karang taruna
dan bahkan sering diadakan juga ceramah kepemudaan, terdapat juga kenakalan
remaja makin meningkat.
|
KS
|
Dari tiga
daerah dengan gejala yang sama tersebut kiranya dapat disimpulkan bahwa
kurangnya pendidikan moral agama yang menyebabkan kenakalan remaja.
|
2) Metode
perbedaan (method of different)
Contoh:
P1
|
Didaerah A
pada umumnya orang tua kurang perhatian pada anak dan masyarakatnya kurang
memperhatikan kegiatan anak muda kea rah positif, serta kurang sekali adanya
pendidikan moral agama, sehingga kenakalan remaja makin meningkat.
|
P2
|
Di daerah C
juga umumnya orang tua kurang perhatian pada anak, dan masyarakat kurang
memperhatikan kegiatan anak muda kearah positif, tetapi pendidikan moral
agama banyak disampaikan, sehingga kenkalan remaja makin berkurang.
|
KS
|
Dari gejala
daerah ini dapat disimpulkan bahwa kurangnya pendidikan moral agama yang
mengakibatkan kenakalan remaja meningkat.
|
3) Metode
gabungan persesuaian dan perbedaan (Joint method of agreement and different)
Contoh:
P1
|
A Makan nasi
gudeg, dan telur, serta minum the dalam botol, akibatnya sakit perut.
|
P2
|
B makan nasi
goreng dan telur, serta minum the dalam botol juga sakit perut.
|
P3
|
C makan nasi
gudeg dan telur, serta minum es jeruk, tidak sakit perut.
|
KS
|
Dapat
disimpulkan bahwa minum the dalam botol itulah yang mengakibatkan sakit
perut.
|
4) Metode
sisa (method of residues)
Contoh:
P1
|
Orbit Uranus
itu selengkapnya dipengaruhi oleh gravitasi planet-planet di sekitarnya.
|
P2
|
Planet-planet
disekitarnya yang diketahui gravitasinya hanya dapat menerangkan sebagian
dari orbit Uranus.
|
KS
|
Maka bagian
dari orbit Uranus yang tidak dapat diterangkan oleh gravitasi itu, yaitu
penyelewengannya dari orbit yang diharapkan adalah disebabkan oleh sesuatu
planet yang belum diketahui.
|
5) Metode
perubahan seiring (method of concomitant variations)
Contoh:
P1
|
Tamanan padi
disawah dirawat dengan teratur oleh petani, hama dicegah dengan baik, dan
diberi pupuk kandang dengan takaran tertentu, ternyata hasilnya meningkat
sedikit.
|
P2
|
Tanaman padi
disawah dirawat dengan teratur, hama dicegah dengan baik dan diberi pupuk
kandang dengna takaran tertentu lebih sedikit, terbukti hasilnya meningkat
banyak.
|
KS
|
Maka dapat disimpulkan
bahwa pupuk kandang dapat meningkatkan hasil tanaman padi.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar